Phoenix Dactylifera, Memindahkan Pohon Kurma Dewasa Mudah

Pohon kurma adalah tanaman khas gurun pasir yang sangat kokoh dan memiliki daun yang indah. Pohon kurma yang bernama latin Phoenix Dactylifera, merupakan salah satu dari rumpun phoenix (keluarga palmae). Sebagian besar rumpun phoenix hanya digunakan sebagai tanaman hias saja, namun hanya pohon kurma (phoenix dactylifera ) saja yang dibudidayakan karena buah kurma memiliki nilai ekonomi sedang pohonnya harganya mahal.

Harga pohon kurma kualitas bagus bisa mencapai 20 juta per pohon, harga pohon kurma sangat bergantung pada kualitas dan penampilannya. Ciri-ciri pohon kurma yang bagus, antara lain batangnya langsing, ukuran batang dari pangkal bawah hingga pucuk batang teratas sama (menandakan dari kecil mendapat sinar matahari yang cukup dan jarak tanam antar pohon terpenuhi), tekstur tegak, tidak ada bekas serangan serangga terutama kwangwung di batangnya (lobang).

Menanam pohon kurma tak sulit, penanaman pohon yang termasuk keluarga palmae ini kurang lebih sama dengan pohon palem hias lainnya. Syarat pertama, tanamlah pohon kurma yang masih muda yang baru muncul batang keras, tanah harus mengandung unsur pasir agar sirkulasi air lancar.

Memindahkan Pohon Kurma Dewasa Mudah, he he he , , , maksudnya mudah mati.

Disarankan pakai tenaga profesional saja, karena selain beratnya ratusan kilogram, dompol akar yang ada tanahnya tidak boleh pecah, menempatkan pada lobang harus hati-hati, setelah tertanam pakai steger atau penyanggah pohon empat sisi untuk menghindari goyang akar karena tertiup angin, batangnya ditutup jerami dan bisa juga karung goni untuk mengurangi penguapan pada batang sekaligus menjaga kelembaban agar batang tidak menyusut.

Resiko kematian memindah tanam pohon kurma sangat tinggi, tetapi syukurlah bila sudah beradaptasi di tahun pertama, maka bandel juga pohon ini seperti pohon kelapa penghasil santan itu.


Sebagai catatan, lepaskanlah steger (penyanggah) setelah melewati tahun pertama, karena...

karena saya mulai malas mengetik percaya saja ya . . (wis talah, kata orang jawa).