Shitennoj honbo garden |
Taman Saya semakin kesasar dan terlarut dalam model taman gaya Jepang, . . kwa kwa kwa. . .biar ach. . . ,
Sekedar informasi, gaya taman jepang ini berbeda jauh prinsip dasarnya dengan taman gaya indonesia modern, itu menurut saya yang bingung dan berpikir keras mempelajari ini.
(kalau ada yang bingung, mari kita bersalaman).
Dalam taman Jepang tidak dikenal garis-garis lurus atau simetris. Taman Jepang sengaja dirancang asimetris agar tidak ada satu pun elemen yang menjadi dominan. Bila ada titik fokus, maka titik fokus digeser agar tidak tepat berada di tengah.
Tidak sama dengan taman indonesia modern yang mengenal pusat taman, seperti bonsai besar, batu artifisial, gazebo cantik, dan elemen lainnya sebagai pusat perhatian dari taman.
Taman Jepang mengenal dua hal ekstrem taman, yaitu sakral dan profan.
Di halaman bangunan sakral hanya disebar pasir dan kerikil. Pada halaman bangunan profan adalah tempat memuaskan estetika keduniawian, taman yang dilengkapi kolam besar dan ditanami pepohonan, perdu, serta tanaman bunga, misalnya rumah peristirahatan dan kediaman resmi. Taman seperti ini diperindah dengan dekorasi seperti batu-batuan, lentera batu, dan gazebo.
Berada di tengah-tengahnya antara sakral dan profan adalah taman yang menggabungkan nilai-nilai sakral dan estetika profan.
Taman Jepang yang berukuran besar dilengkapi dengan bangunan kecil seperti rumah teh, gazebo, dan kuil.
Di antara gedung dan taman kadang-kadang dibangun ruang transisi berupa beranda sebagai tempat orang duduk-duduk. Dari beranda, pengunjung dapat menikmati keindahan taman dari kejauhan.
Tidak semua taman Jepang dirancang untuk dimasuki atau diinjak orang, hanya untuk dipandang dari jauh, orang dapat melihat secara sekaligus semua elemen yang ada di dalam taman.
Taman Jepang mengenal permainan perspektif sebagai salah satu teknik untuk membuat taman terlihat lebih besar dari luas sebenarnya.
Teknik pertama
dari beberapa teknik yang biasa digunakan adalah penciptaan ilusi jarak. Taman akan terlihat lebih luas bila di latar depan diletakkan batu-batuan dan pepohonan yang lebih besar daripada batu-batuan dan pepohonan di latar belakang.
Teknik kedua
berupa "tersembunyi dari penglihatan" (miegakure), tidak semua pemandangan di dalam taman dapat dilihat sekaligus. Tanaman, pagar, dan bangunan digunakan untuk menghalangi pandangan isi taman seperti air terjun, lentera batu, dan gazebo. Orang harus berjalan masuk sebelum dapat melihat isi taman.
Teknik ketiga
disebut lanskap pinjaman (shakkei), pemandangan taman meminjam pemandangan alam di latar belakang seperti pegunungan, sungai, atau hutan yang berada di kejauhan. Bangunan seperti istana, rumah, gedung di luar taman juga dapat dijadikan bagian integral dari taman.
wow . . . lumayan konsen, menjabarkannya.
Poin yang didapat:
Ada perbedaan prinsip dasar bila dibanding dengan taman indonesia modern, prinsip asimetris memang berlaku untuk semua gaya taman tetapi di gaya modern ada yang dominan.
Permainan perspektif agar taman terlihat lebih luas memang sering dilakukan tukang taman, tetapi dengan adanya tiga teknik ini, bisa menambah pola pikir saya sendiri, hwakakaka . . . .
Nb. artikel : ke Taman Impian 3 - Taman Jepang, adalah kelanjutan dari artikel sebelumnya yaitu ke Taman Impian 1 dan ke Taman Impian 2, dan pada saat artikel di atas di terbitkan, alhamdulilah saya telah membuat taman Jepang ala Anton9909 dengan karakter taman batu Jepang dan penuh filosofi di halaman depan rumah saya.
Merdeka . . . Muach . . muach . . (kapan-kapan saya terbitkan fotonya.)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan bertanya atau menambahkan wawasan..